TEORI PENDEKATAN PENGAJARAN
PSIKOLOGI HUMANISTIK
1. Munculnya Psikologi Humanistik
Psikolagi
analisis yang menekankan perlunya mempelajari keseluruhan pribadi manusia, dan
mendukung penggunaan metode casestudy daripada eksperimen, telah dikritik
karena prinsipnya cenderung mengkarakteristikkan manusia dalam pengertian
mrkanistik. Bahkan beberapa konsepsi kognitif telah ditantang karena sangat
mengandalkan komputer sebagai modal berpikir manusia.
Pada
tahun 1960-an psikologi humanistik timul sebagai salah satu gerakan yang
mengusulkan studi tentang manusia yang benar-benar sebagai manusia. Kritik
terutama ditunjukan terhadap “noebehavioristic” dan “psychoanalysis”.
Promotor-promotor “psikologi humanistik” merupakan kekuatan ketiga dalam
psikologi.
Ide
dasar psikologi humanistik difokuskan pada “personality theory” dan “clinical
psychology theory”. Sebagai penemu “psikologi humanistik” adalah Abraham H.
Maslow yang menulis buku “toward a psychology ogf Being” (1962). Tetapi ide-ide
Maslow tidak mendominasi konsep-konsep psikologi humanistik, bahkan yang lebih
banyak dari kawan-kawannya seperti: Sigmund Freud, Carl R Rogers, Gordon W.
Allpot, Arthur W. Combos, Charlotte Bhuler, James FT Bugental dan lain-lain.
Beberapa
hal yang dominan dalam psikologi humanistik diantaranya:
a.
Mereka menekankan bahwa psikologi
seharusnya memperlakukan “keseluruhan pribadi manusia” meliputi keseluruhan
aspek-aspeknya.
b.
Mereka menekankan kepada aktivitas
dari sudut pandang orangnya daripada sudut pandang peninjaunya. Pengikut psikologi
humanistik menyatakan bahwa dalam melihat manusia sebagian besar ahli-ahli
psikologi mengamil sudut padang orang ketiga, sedangkan cara yang paling nyata
untuk mempelajari psikologi adalah melalui dirinya sendiri.
c.
Mereka juga menekankan kepada “self-actualization”,
“self-fulfillment” atau “self-realization”.
d.
Mengenai perkembangan pribadi
seseorang dalam arah apapun, orang tersebut selalu memilih atau menilai.
Karena
itu, pemahaman diri untuk membuat pilihan yang lebih baik tentang arah
pertumbuhan dan kreativitasnya sebagai suatu alat pemenuhan diri merupakan
konsep sentral dalam teori ini.
2. Psikologi Humanistik dan
Impilkasinya dalam Pendidikan
Beberapa
ahli psikologi umanistik telahmeneliti implikasi pendidikan yang dapat
diperoleh dari sudut pandang mereka. Pandangan, praktis di antarany amenyokong
gagasan bahwa “kita berbuat sebagaimana kita lakukan”. Orientasi teori
psikologis tersebut umumnya disebut “existential”,
“perceptual”, “interactional”, “phonomonological”. Ada empat gambaran dasar
perilaku manusia:
a.
Bertingkah laku dan belajar adalah
hasil dari pengalaman.
b.
Tingkah laku yang ada dapat
dilaksanakan sekarang.
c.
Semua individu manusia di manapun
memiliki dorongan dasar terhadap kesehatan dan aktualisasi.
d.
Sebagian besar kelakuan individu
adalah hasil dari konsepsinya sendiri.
Maslow
menegaskan konsepsi humanistik tentang pendidikan sangat berbeda dengan
anggapan konsep tradisional. Ia menuntut perubahan arah pendidikan bukan hanya
sekedar perbaikan pelaksanaan pendidikan saat ini.
Maslow
menyatakan bahwa psikologi humanistik menyediakan filsafat pendidikan yang
merupakan filsafat baru yang mampu melakukan perubahan mendasar dalam konsepsi
pendidikan. Ia berpendapat bahwa latihan-latihan yang dilaksanakan di kelas
yang berasal dari teori psikologi belajar dianggap tidak memadai dan tidak
tepat untuk keperluan pelajar. Ia beranggapan bahwa latihan hanya permulaan
belajar yang kurang bermanfaat untuk siswa. Belajar yang sesungguhnya sesuai
dengan pendapat para pengikut psikologi humanistik harus melibatkan dan
meliputi keseluruhan pribadi manusia bukan sekedar mempersiapkan mereka dengan
fakta-fakta untuk diingat. Pengalaman-pengalaman belajar yang sesungguuhnya
harus menambah kesanggupan para pelajar, baik dalam menemukan kualitasdirinya
maupun gambaran tentang cinta, pengalaman dan berfikir yang membuat mereka
menjadi manusia yang mempunyai keutuhan pribadi.
Para
pendidik mempunyai tanggung jawab besar untuk menolong para siswa menjadi
manusia yang berkembang secara lebih utuh. Belajar yang berguna harus meliputi
pribadi siswa dan relevan dengan corak individu, kebutuhan dan perkembangannya.
Walaupun mereka mengakui bahwa pengalaman puncak seseorang jarang terjadi bagi
sebagian besar manusia, dan sangat jarang bagi keseluruhan manusia. Psikologi
humanistik menganggap bahwa pendidik seharusnya mendorong, bukan menahan
sensitivitas siswa terhadap suatu perasaan. Mereka mengakui pentingnya fakta
dan pengetahuan yang mutakhir, namun jauh lebih penting lagi bagaimana siswa
memperoleh pengetahuan baru.
Mereka
berpendapat bahwa guru dikarakteristikan sebagai seorang fasilitator yang
mencoba menolong menyiapkan suatu kondisi agar siswa dapat bebas merasakan dan
mengembangkan emosionalnya, intelektual dan motoriknya. Karen aitu, psikologi
humanistik memfokuskan kepada penciptaan jenis intelektual dan emosional
sehingga siswa dapat tumbuh intelektual dan afektifnya.
Salah satu hal
yang harus diketahui adalah penerima siswa sebagai individu yang berbeda-beda.
The Best Rules for Baccarat - Wolverione
BalasHapusBaccarat is the easiest and easiest way to bet. It videodl.cc involves 바카라 사이트 betting on the favorite team in the game with the 메리트 카지노 쿠폰 least amount of cards. As mentioned in this game,