Rabu, 01 November 2017

Sintaksis

A.   FUNGSI SINTAKSIS UNSUR-UNSUR KALIMAT
1.   Fungsi Predikat
Predikat kalimat biasanya berupa frasa verbal atau frasa adjektival. Pada kalimat yang berpola SP, predikat dapat pula berupa frasa nominal, frasa numeral, atau frasa preposisional, di samping frasa verbal dan frasa adjektival.
Contoh:
a.   Ayahnya guru bahasa Inggris (P=FN)
b.   Adiknya dua (P=Fnum)
c.    Ibu sedang ke pasar (P=FPrep)
d.   Dia sedang tidur (P=FV)
e.   Gadis itu cantik sekali (P=FAdj)
Kalimat seperti (a) yang subjeknya FN dan predikatnya FN relatif sukar bagi kita untuk mengetahui apakah kalimat itu berpola S-P ataukah P-S. Dalam hal demikian diperlukan cara lain untuk mengenal subjek dan predikatnya. Cara yang pertama adalah melihat FN yang dilekati partikel –lah, kalau partikel itu hadir. FN yang dilekati –lah, selalu berfungsi sebagai predikat. Cara yang kedua adalah memperhatikan pola intonasi yang digunakan.

2.   Fungsi Subjek
Subjek merupakan fungsi sintaktis terpenting yang kedua setelah predikat. Pada umumnya subjek berupa nomina, frasa nominal atau klausa.
Pada umumnya, subjek terletak di sebelah kiri predikat. Jika unsur subjek panjang dibandingkan dengan unsur predikat, subjek sering juga diletakkan di akhir kalimat seperti tampak pada contoh berikut.
a.   Manusia yang mampu tinggal dalam kesendirian tidak banyak.
b.   Tidak banyak manusia yang mampu tinggal dalam kesendirian.

3.   Fungsi Objek
Objek adalah konstituen kalimat yang kehadirannya dituntut oleh predikat yang berupa verba transitif pada kalimat aktif. Letaknya selalu setelah langsung predikatnya. Dengan demikian, objek dapat dikenali dengan memperhatikan (1) jenis predikat yang dilengkapinya dan (2) ciri khas objek itu sendiri. Verba transitif biasanya ditandai oleh kehadiran afiks tertentu. Sufiks –kan dan –i serta prefiks meng- umumnya merupakan pembentuk verba transitif.
Objek biasanya berupa nomina atau frasa nominal. Jika objek tergolong nomina, frasa nominal tak bernyawa, atau persona ketiga tunggal, nomina objek itu dapat diganti dengan pronomina –nya; dan jika berupa pronomina aku atau kamu (tunggal), bentuk –ku dan –mu dapat digunakan. Perhatikan contoh berikut.
a.   Saya ingin menemui kamu/ -mu.
b.   Ina mencintai dia/ -nya.
c.    Ibu mengasihi aku/ -ku.

4.   Fungsi Pelengkap
Orang sering mencampuradukkan pengertian objek dan pelengkap. Hal itu dapat dimengerti karena antara kedua konsep itu memang terdapat kemiripan. Baik objek maupun pelengkap sering berwujud nomina, dan keduanya juga sering menduduki tempat yang sama, yakni di belakang verba. Perhatikan kedua kalimat contoh dibawah ini.
a.   Dia mendagangkan barang-barang elektronik di Glodok.
b.   Dia berdagang barang-barang elektronik di Glodok.
Pada kedua contoh di atas tampak bahwa barang-barang elektronik adalah frasa nominal dan berdiri di belakang verba mendagangkan dan berdagang. Akan tetapi, pada kalimat (a) frasa nominal itu dinamakan objek, sedangkan pada (b) disebut pelengkap, yang juga dinamakan komplemen.

5.   Fungsi Keterangan
Keterangan merupakan fungsi sintaksis yang paling beragam dan paling mudah berpindah letaknya. Pada umumnya, kehadiran keterangan dalam kalimat bersifat manasuka. Konstituen keterangan biasanya berupa frasa nominal, frasa preposisional, atau frasa adverbial. Perhatikan contoh berikut.
a.   Dia memotong rambutnya.
b.   Dia memotong rambutnya di kamar.
c.    Dia memotong rambutnya dengan gunting.
d.   Dia memotong rambutnya kemarin.
Unsur  di kamar, dengan gunting, dan kemarin pada contoh di atas merupakan keterangan yang bersifat manasuka.
B.   PERAN SEMANTIS UNSUR KALIMAT
1.   Pelaku
Pelaku adalah peserta yang melakukan perbuatan yang dinyatakan oleh verba predikat. Peserta umumnya manusia atau binatang. Akan tetapi, benda yang potensial juga dapat berfungsi sebagai pelaku. Peran pelaku itu merupakan peran semantis utama subjek kalimat aktif dan pelengkap kalimat pasif. Perhatikan contoh berikut.
a.   Anak itu sedang membaca koran.
b.   Kucing saya selalu tidur di kursi.
c.    Mobil itu membelok ke kiri lalu menghilang.

2.   Sasaran
Sasaran adalah peserta yang dikenai perbuatan yang dinyatakan oleh verba predikat. Peran sasaran itu merupakan peran utama objek atau pelengkap seperti pada contoh berikut.
a.   Dia mengirim uang kepada ibunya.
b.   Ibu mengambilkan ayah air minum.
c.    Anak itu sedang belajar bahasa Inggris.

3.   Pengalam
Pengalam adalah peserta yang mengalami keadaan atau peristiwa yang dinyatakan predikat. Peran pengalam merupakan peran unsur subjek yang predikatnya adjektiva atau verba taktransitif yang lebih menyatakan keadaan seperti contoh berikut.
a.   Adik saya sakit hari ini.
b.   Mereka kehujanan di jalan.
c.    Saya melihat gunung itu meletus.

4.   Peruntung
Peruntung adalah peserta yang beruntung dan yang memperoleh manfaat dari keadaan, peristiwa, atau perbuatan yang dinyatakan oleh predikat. Partisipan peruntung biasanya berfungsi sebagai objek, atau pelengkap, atau sebagai subjek verba jeni menerima atau mempunyai. Perhatikan contoh berikut.
a.   Ayah memberi uang kepada saya.
b.   Ibu membelikan Tuti kalung.
c.    Dia menerima hadiah sebesar satu juta rupiah.

5.   Atribut
Dalam kalimat yang predikatnya nomina, predikat tersebut mempunyai peran semantis atribut. Perhatikan guru saya dan ibunya pada contoh berikut.
a.   Orang itu guru saya.
b.   Wanita itu ibunya.

6.   Peran Semantis Keterangan
Peran semantis lain yang terdapat pada fungsi keterangan, seperti keterangan waktu, keterangan tempat, keterangan alat, dan keterangan sumber. Peran semantis pada dasarnya sesuai dengan sifat kodrati dari nomina yang ada pada keterangan tersebut. Perhatikan contoh berbagai peran semantis berikut ini yang dinyatakan oleh unsur yang berfungsi sintaktis keterangan.
Peran semantis waktu:
a.   Mereka pindah tahun 1998.
Peran semantis tempat:
a.   Kami tinggal di Jakarta.
Peran semantis alat:
a.   Mereka membuka pintu itu dengan kunci palsu.
Peran semantis sumber:
a.   Kursi itu terbuat dari ban mobil.
Bandingkan peran semantis yang sama dengan yang disebutkan di atas, tetapi yang dinyatakan oleh unsur yang tidak berfungsi sebagai keterangan, misalnya subjek, objek, dan pelengkap.
Peran semantis waktu:
a.   Tahun 1998 (Subjek) adalah tahun awal reformasi.
Peran semantis tempat:
a.   Depok tidak termasuk Jakarta. (Pelengkap)
Peran semantis alat:
a.   Kunci palsu itu (Subjek) dapat dipakai untuk membuka pintu.
Peran semantis sumber:
a.   Ban mobil (Subjek) dapat dipakai untuk membuat kursi.

DAFTAR PUSTAKA:
Alwi, Hasan dkk. 2010. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi

INTUISI Karya Anggun Fitria Anindhi Deretan lampu benderang Menerangi sejengkal langkah tak goyah Bukan puncak namun perjalanan ...