Rabu, 01 November 2017

Pengantar Pendidikan

PSIKOLOGI BELAJAR
1.   Pengantar
“Living is learning” merupakan salah satu kalimat yang dikemukakan oleh Havighurst (1953). Dengan kalimat tersebut memberikan suatu gambaran bahwa belajar merupakan hal yang sangat penting, sehingga tidaklah mengherankan bahwa banyak orang ataupun ahli yang membicarakan tentang masalah belajar. Hampir semua pengetahuan, keterampilan, sikap, perilaku manusia dibentuk, diubah dan berkembang karena belajar. Kagiatan belajar akan berlangsung dimana saja, di rumah, di sekolah, di masyarakat luas. Karena itu tidaklah mengherankan bila belajar merupakan maasalah bagi setiap manusia.
Manusia akan selalu berinteraksi dengan lingkungannya, dan manusia mereaksi terhadap lingkungannya secara tertentu. Reaksi tersebut dapat berlangsung secara refleksif, tetapi sebagian terbesar justru terjadi karena proses belajar. Skinner (1976) membedakan perilaku atas perilaku yang refleksif merupakan innate behevior dan perilaku yang operan, atau perilaku yang dipelajari. Manusia berbeda satu dengan yang lain, salah satu faktor karena pengalamannya berbeda. Dengan pengalaman yang berbeda akan membawa perbedaan dalam diri manusia.
Manusia sebagai makluk hidup memliki kebutuhan-kebutuhan tertentu, danmanusia mempunyai kecenderungan untuk berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Dalam rangka pencapaian kebutuhan-kebutuhan tersebut manusia akan berperilaku, dan perilaku tersebut sebagian besar adalah sebagai hasil proses belajar. Karena itu seperti yang telah dipaparkan bahwa masalah belajar merupakan masalah bagi setiap manusia.
Meskipun diakui bahwa belajar merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, namun ternyata dalam hal belajar sampai saat ini masih terdapat perbedaan pendapat dari berbagai ahli. Perbedaan tersebut jika ditelusuri lebih jauh, ternyata telah didapati pada waktu-waktu besebelumnya, bahwa pada jamannya Aristoteles dan Plato hal tersebut telah dipersoalkan (Suryabrata, 1983).
Plato sebagai seorang reliationis dan nativis berpendapat bahwa apa yang ada dalam diri individu telah ada sebelum seseorang memperoleh pengetahuan (knowledge). Sebagai seorang nativis Plato mementingkan apa yang ada adalam diri manusia. Lain halnya dengan Aristoteles yang dipandang sebagai seorang empiris, memandang bahwa pengalaman atau empiri merupakan hal yang penting dalam pengetahuan seseorang. Sebagai seorang empiris Aristoteles sangan menitikberatkan peranan lingkungan.
Pemikiran Plato dan Aristoteles sampai saat ini masih terasa dalam teori-teori belajar, satu segi yang menitikberatkan pada apa yang ada dalam diri individu, sedangkan segi yang lain menitikberatkan pada apa yang ada di luar diri individu. Memang ada perbedaan yang mendasar antara pandangan empirstis dan nativitis. Pandangan empiristik juga sering dikenal sebagai pandangan atau teori stimulus-respon atau teori yang bersifat behavioristik, dan pandangan yang nativistis sering dikenal dengan teori kognitif.

2.   Perbedaan Teori Behavioristik dan Teori Kognitif
Teori behavioristik dan teori kognitif mempunyai perbedaan yang mendasar seperti yang dikemukakan sebagai berikut.
Teori Behavioristik
Teori Kognitif
1.    Mementingkan pengaruh lingkungan (empiristik)
2.    Mementingkan bagian-bagian (elementaristik)
3.    Mementingkan terbentuknya kebiasaan
4.    Mementingkan peranan stimulus reaksi terhadapa lingkungan
5.    Mementingkan mekanisme sebagai hasil belajar
6.    Dalam memecahkan masalah mementingkan trial and error
1.    Mementingkan apa yang ada dalam diri individu (nativistik)
2.    Mementingkan keseluruhan (gestalt atau Wolistik)
3.    Mementingkan pembentukan struktur kognitif
4.    Mementingkan peranan kognitif
5.    Mementingkan keseimbangan dalam diri individu
6.    Dalam memecahkan masalah mementingkan insight.
Teori kognitif juga sering disebut sebagai teori kognitif-wholistik yang mementingkan keadaan yang ada dalam diri individu, sedangkan teori yang bersifat behavioristik juga sering disebut sebagai teori behavioristik-elementaristik yang mementingkan peranan lingkungan. Teori-teori yangberorientasi demikian sampai saat ini masih bertahan dan terus berkembang dengan masing-masing ahli memberikan argumentasinya sendiri-sendiri.

3.   Pengertian Belajar
Skinner (1958) memberikan definisi belajar “Learning is processof profressive behavior adaptation.” Dari definisi tersebut dapat dikemukakan bahwa belajar merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat progresif (ke arah kemajuan). Ini berarti bahwa sebagai akibat dari proses belajar akanmunculnya sifat prgresivitas, adanya kecenderungan ke arah yang lebih sempurna atau lebih baik dari keadaan sebelumnya. Disamping belajar menunjukkan suatu proses, belajar juga membutuhkan waktu sampai mencapai suatu hasil, dan hasilnya merupakan perilaku yang lebih sempurna dari perilaku sebelum belajar. Kemajuan yang diperoleh adalah sebagai akibat dari proses belajar tersebut. Karena belajar merupakan suatu proses, maka dalam belajar ada input yang kemudian melalui proses belajar menghasilkan suatu output.
Mc Geoch (dalam Bugelski, 1956) memberikan definisi belajar “Learning is a change performance as aresult of practice.” Ini berarti bahwa belajar membawa perubahan dalam performance (kinerja), dan perubahan ini sebagai akibat dari latihan (practice). Pengertian latihan atau practice menunjukan bahwa adanya usaha dari individu yang belajar. Baik yang dikemukakan oleh Skinner maupun yang dikemukakan oleh Mc Geoch memberikan gambaran bahwa sebagai akibat belajar adanya perubahan yang dialami oleh individu yang bersangkutan. Hanya oleh Mc Geoch dikemukakan perubahan itu adalah sebagai akibat dari latihan, sedangkan yang dikemukakan oleh Skinner tidak secara jelas hal yang diajukan.
Selain itu, Kimble (dalam Hergenhahn, 1976) memberikan definisi belajar “Learning is a relatively permanent change in behavioral potentiality that occurs as a result of reinforced practice.” Dalam definisi tersebut terlihat adanya suatu hal yang baru yang tidak nampak pada definisi-definisi sebelumnya., yaitu bahwa adanya perubahan yang bersifat permanen dan perubahan tersebut sebagai akibat dari reinforced practice (latihan yang diperkuat). Bila dalam definisi yang diajukan oleh Mc Geoch perubahan itu karena akibat latihan tanpa melihat adanya penguatan (reinforcement) atau tidak, tetapi dalam definisi yang diajukan oleh Kimble dengan jelas perubahan itu disebabkan karena adanya reinforcement practic. Tetapi apakah memang benar bahwa dalam belajar selalu ada reinforcement? Di samping itu, apakah memang benar bahwa dalam belajar hanya ada latihan (practice), keadaan ini mengundang persoalan.
Morgan dkk. (1994) memberikan definisi mengenai belajar “Learning can be defined as any relatively permanent change in behavior whice occurs as a result of practice or experience.” Satu hal yang muncul dalam definisi ini ialah bahwa perubahan perilaku sebagai akibat belajar itu disebabkan karena latihan (practice) atau karena pengalaman (experience). Pada pengertian ini dibutuhkan adanya usaha dari individu yang bersangkutan, sedangkan padapengertian pengalaman usaha tersebut tidak tentu diperlukan. Ini mengandung arti bahwa dengan pengalaman seseorang atau individu itu dapat berubah perilakunya disamping perubahan perilaku dapat disebabkan karena latihan. Dengan begitu apa yang dikemukakan oleh Morgan dkk. telah menjawab persoalan yang diajukan di depan, yaitu bahwa belajar tidak hanya karena latihan semata, tetapi juga dapat karena pengalaman.
Bertitik tolak dari definisi-definisi belajar menurut ahli di atas dapat dikemukakan beberapa hal mengenai belajar sebagai berikut.
a.   Belajar merupakan suatu proses yang mengakibatkan adanya perubahan perilaku (change in behavior or performance). Setelah belajar individu mengalami perubahan dalam perilakunya. Perilaku dalam arti luas dapat overt behavior (perilaku yang tampak) atau innert behavior (perilaku yang tak tampak). Perubahan dapat terjadi dari segi kognitif, afektif, dan dalam segi psikomotor.
b.   Perubahan perilaku itu dapat aktual, yaitu yang menampak, tetapi juga dapat bersifat potensial atau yang tidak nampak pada saat itu, tetapi akan nampak di lainkesempatan.
c.    Perubahan yang disebabkan karena belajar itu bersifat relatif permanen, yang berarti perubahan tersebut dapat bertahan dalam waktu yang relatif lama, tetapi di pihak lain perubahan itu tidak menetap terus menerus, hingga pada suatu waktu hal tersebut dapat berubah lagi sebagai akibat belajar.
d.   Perubahan tingkah laku baik yang aktual maupun yang potensial yang merupakan hasil belajar, adalah perubahan dengan melalui latihan dan pengalaman. Ini berarti bahwa perubahan itu bukan terjadi karena faktor kematangan yang ada pada diri individu, bukan karena faktor kelelahan, dan juga bukan karena faktor temporer individu seperti keadaan sakit serta pengaruh obat-obatan. Sebab faktor-faktor kematangan, kelelahan, keadaan sakit dan pengaruh obat-obatan dapat menyebabkan perubahan perilaku individu, tetapiperubahan itu bukan karena belajar.


Sumber: Handout Psikologi Belajar oleh Bimo Walgiti, Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Yogyakarya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi

INTUISI Karya Anggun Fitria Anindhi Deretan lampu benderang Menerangi sejengkal langkah tak goyah Bukan puncak namun perjalanan ...