RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMA Negeri 1 Kota Mungkid
Mata
Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X, 1
Alokasi
Waktu : 4 X 45 ( 2 pertemuan)
A.
Kompetensi Inti (KI)
KI-1
(Sikap Religius) dan KI-2 (Sikap Sosial)
|
|
Memiliki sikap
jujur, disiplin, kerjasama, responsif, dan proaktif dalam mencari solusi
permasalahan, sehingga dapat menyadari dirinya sebagai mahluk ciptaan yang
Maha Kuasa serta menjalankan kewajibannya sesuai dengan agama yang dianutnya
|
|
KI-3
(Pengetahuan)
|
KI-4
(Keterampilan)
|
Memahami,
menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, procedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah
|
Mengolah, menalar,
dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
|
B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi
(IPK)
Kompetensi
Dasar
|
Indikator
|
||
3.3
|
Mengidentifikasi
informasi (pengetahuan dan urutan kejadian) dalam teks ekplanasi lisan dan
tulis
|
3.3.1
3.3.2
3.3.3
|
Menganalisis
teks eksplanasi dengan memerhatikan isi
Menganalisis
teks eksplanasi dengan memerhatikan hubungan kausalitas
Menganalisis
teks eksplanasi dengan memerhatikan topik
|
4.3
|
Mengkonstruksi
informasi (pengetahuan dan urutan kejadian) dalam teks eksplanasi secara
lisan dan tulis
|
4.3.1
4.3.2
|
Menulis kembali
informasi (pengetahuan dan urutan kejadian) pada teks eksplanasi
Mempresentasikan,
mengomentari, dan merevisi teks eksplanasi yang disusun
|
C. Tujuan Pembelajaran
Dengan penerapan model pembelajaran project based learning (pembelajaran berbasis proyek) siswa dapat
bekerja mandiri dan jujur dalam menentukan informasi (pengetahuan dan urutan
kejadian), menemukan gagasan pokok dan fakta penting teks eksplanasi, dan
memberikan tanggapan terhadap teks eksplanasi teman.
D. Materi Pembelajaran
1. Faktual
a.
Contoh teks eksplanasi
Judul Teks : Proses Terjadinya Banjir
b.
Contoh teks eksplanasi
Judul Teks : Proses Terjadinya Tsunami
Sumber : http://www.eduspensa.id/contoh-teks-eksplanasi-tsunami-beserta
struktur.html, diunduh pada 18 Agustus 2017
c.
Contoh teks eksplanasi
Judul Teks : Proses Terjadinya Pelangi
Sumber :
http://contohmajasku.blogspot.co.id/2017/02/contoh-teks-eksplanasi-pelangi.html?m=1, diunduh pada 18 Agustus 2017
d.
Contoh teks eksplanasi
Judul Teks : Dampak Sosial yang Ditimbulkan Imigran Gelap di Indonesia
Sumber :
http://www.kompasiana.com/febbyfadillah/dampak-imigran-gelap-di
Indonesia, diunduh pada 18 Agustus 2017
e.
Contoh teks eksplanasi
Judul Teks : Meninjau Problematika
Kemiskinan di Sekitar Kehidupan Manusia
Sumber
: http://www.yuksinau.com/2016/10/contoh-teks-eksplanasi-sosial-beserta-struktur.html, diunduh pada 18 Agustus 2017
f.
Contoh teks eksplanasi
Judul Teks : Proses Terbentuknya
Kelompok Pergunjingan dalam Interaksi Sosial
Sumber :
http://www.bebekkecil27.blogspot.com/24/11/2016/contoh-teks-eksplanasi-sosial, diunduh pada 18
Agustus 2017
2. Konseptual
a.
Pemahaman pengertian,
ciri-ciri, fakta, dan tanggapan dalam teks eksplanasi.
b.
Pemahaman
isi, urutan kejadian, hubungan kausalitas, dan topik.
c.
Pemahaman gagasan
pokok dan fakta penting teks eksplanasi
d.
Pemahaman menanggapi
teks eksplanasi
e.
Pemahaman menyusun
bagian-bagian pokok teks eksplanasi
f.
Pemahaman
mengabstraksikan atau menyajikan kembali teks eksplanasi
3.
Prosedural
a.
Langkah-langkah mengidentifikasi dan mengonstruksi teks
eksplanasi
b.
Memahami isi vidio fenomena sosial dan alam
c.
Memahami informasi berupa pengetahuan, urutan kejadian,
hubungan kausalitas, dan topik dalam vidio.
d.
Memahamai isi teks eksplanasi
e.
Memahami gagasan pokok dan fakta penting dalam teks
eksplanasi
f.
Menyusun bagian-bagian pokok teks eksplanasi dan menyajikan
kembali teks eksplanasi
4.
Metakognitif
Menyimpulkan
relevansi atas kemanfaatan pemahaman teks eksplanasi terhadap kehidupan.
E. Pendekatan/ Metode/ Model
1.
Pendekatan : Saintific
Learning
2.
Metode : Diskusi, ceramah,
penugasan.
3.
Model : Project Based Learning (Pembelajaran
Berbasis Projek)
F. Media/ Alat dan Bahan
1.
Media/ Alat : Laptop, LCD Projektor
2.
Bahan : Teks Eksplanasi
G. Sumber Belajar
1.
Buku Teks Kurikulum
2013 (Pusat Perbukuan Nasional)
2.
Internet : www.materikelas.com/2017/08/8-teks-eksplanasi-pengertian-struktur-ciri-kaidahkebahasaan.html
H. Kegiatan Pembelajaran
1.
Pertemuan ke-1
Tahap Pembelajaran
|
Deskripsi Kegiatan
|
Alokasi Waktu
|
Kegiatan
Pendahuluan
|
1. Peserta didik merespon salam dari guru sebagai tanda
mensyukuri anugerah Tuhan dan saling mendoakan.
2. Peserta didik merespon pertanyaan dari guru berkaitan dengan materi pembelajaran sebelumnya
tentang teks prosedur kompleks (tanya jawab).
3. Peserta didik mendiskusikan informasi dengan proaktif
tentang hal-hal yang akan dipelajari dan dikuasai khususnya tentang
informasi (pengetahuan dan urutan kejadian), dan mengonstruksi informasi teks
eksplanasi
4. Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan
pembelajaran dan kegiatan yang harus dilakukan peserta didik melalui tayangan
LCD projektor
|
10 menit
|
Kegiatan
Inti
|
Simulasi dan Identifikasi Masalah
5.
Peserta didik mencermati contoh teks eksplanasi yang diberikan
oleh guru
|
70 menit
|
Mengumpulkan Informasi
6.
Peserta didik menemukan dan mencatat pengertian,
ciri-ciri, fakta, dan tanggapan dalam teks eksplanasi
7.
Peserta didik menemukan dan mencatat isi,
urutan kejadian, hubungan kausalitas, dan topik dalam teks eksplanasi
8.
Peserta didik menemukan dan mencatat gagasan
pokok dan fakta penting teks
eksplanasi
|
||
Mengolah Informasi
9.
Peserta didik merumuskan fakta,
dan tanggapan dalam teks eksplanasi dalam
kelompok
10. Peserta didik merumuskan isi, urutan kejadian, hubungan kausalitas, dan topik teks eksplanasi dalam kelompok
11. Peserta didik merumuskan gagasan
pokok dan fakta penting teks
eksplanasi
dalam kelompok
|
||
|
Verifikasi Hasil
12. Peserta didik mempresentasikan hasil
diskusi tentang isi, fakta penting, hubungan klausalitas, dan gagasan
pokok teks eksplanasi
13. Peserta dari kelompok lain
menyampaikan tanggapan
|
|
Generalisasi
14. Peserta didik membuat simpulan hasil
diskusi tentang unsur, struktur, dan kaidah resendsi fiksi dan nonfiksi
|
||
Kegiatan Penutup
|
15.
Peserta didik melakukan konfirmasi dengan guru tentang pengertian, ciri-ciri, urutan kejadian, gagasan pokok,
dan fakta penting dalam teks eksplanasi dengan bersungguh-sungguh
16.
Peserta didik bersama guru melakukan refleksi tentamg proses
pembelajaran yang sudah dilakukan
17. Peserta didik menerima penjelasan
tentang tugas mempelajari konstruksi informasi dan abstraksi dalam teks
eksplanasi dengan penuh tanggung jawab.
|
10 menit
|
2.
Pertemuan ke-2
Langkah
Pembelajaran
|
Deskripsi
|
Alokasi
Waktu
|
Pendahuluan
|
1.
Peserta didik
merespon salam dari guru sebagai tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan saling
mendoakan.
2.
Peserta didik
merespon pertanyaan dari guru berkaitan
dengan materi pembelajaran sebelumnya.
3. Peserta didik menerima informasi secara
proaktif tentang hal-hal yang akan
dipelajari dan dikuasai khususnya tentang tentang informasi (pengetahuan dan
urutan kejadian), dan mengonstruksi informasi teks eksplanasi
3.
Peserta didik
memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran dan kegiatan yang
harus dilakukan peserta didik melalui LCD Projektor
|
10 menit
|
Kegiatan
Inti
|
Mengidentifikasi dan Merumuskan
Projek
5.
Peserta didik berdiskusi membaca dan menganalisis teks
eksplanasi yang telah dirumuskan gagasan pokok dan fakta pentingnya
|
70
menit
|
Mengumpulkan Informasi
6.
Peserta didik mengidentifikasi
informasi-informasi dalam teks eksplanasi yang akan di abstraksi
7.
Peserta didik
bersama anggota kelompok mengidentikasi isi, fakta penting, hubungan
klausalitas, dan gagasan pokok teks eksplanasi
|
||
Mengolah Informasi
8.
Peserta didik menuliskan kembali teks eksplanasi
menggunakan bahasa sendiri
|
||
Verifikasi
Hasil
9.
Peserta
didik mempresentasikan hasil diskusi tentang isi, fakta penting, hubungan
klausalitas, dan gagasan pokok teks eksplanasi
10. Peserta dari kelompok lain menyampaikan tanggapan
|
||
Kegiatan Penutup
|
11. Guru bersama murid menyimpulkan hasil
diskusi dalam menulis ulang teks eksplanasi
12. Peserta didik menyimpulkan manfaat hasil pembelajaran dalam
menulis kembali teks eksposisi dalam kaitnnya dengan kegunaan
sehari-hari.
13. Peserta didik bersama guru melakukan
refleksi tentamg proses pembelajaran yang sudah dilakukan
14. Peserta didik
menyimak penjelasan guru atas rencana pembelajaran yang pertemuan berikut.
15. Peserta didik menjawab salam penutup
pelajaran dari guru
|
10 menit
|
1. Penilaian
- Penilaian Sikap
a. Teknik penilaian : Observasi : sikap religiius dan sikap
sosial
b. Bentuk penilaian : lembar pengamatan
c. Instrumen penilaian : jurnal (terlampir)
2.
Pengetahuan
Jenis/Teknik
tes : tertulis dan lisan
Bentuk tes : uraian
a. Tertulis
b. Penugasan
c. Instrumen Penilaian (terlampir)
- Keterampilan
a.
Teknik/Bentuk
Penilaian : Praktik/Performence
b.
Bentuk : Fortofolio
c.
Instrumen
Penilaian : (terlampir)
Mengetahui, Kota Mungkid, 7
Agustus 2017
Guru
Pamong Bahasa Indonesia, Guru PPL,
Drs.
SUGENG RIYANTO YULI
KURNIAWATI
NIP 19671214 199412 1 001 NIM
1410301003
Lampiran 1
Materi
Pembelajaran
1. Faktual
a.
Contoh Teks
Eksplanasi
PROSES TERJADINYA BANJIR
Kita
tahu bahwa di Indonesia sering sekali terjadi fenomena alam yaitu banjir,
terutama pada saat musim penghujan. Banjir disebut sebagai bencana alam karena
fenomena alam ini sangat merugikan sekali bagi masyarakat. banjir sendiri dapat
diartikan sebagai kurangnya atau tidak cukupnya kapasitas sungai, danau,
drainase atau aliran air lainnya untu menampung debit air yang jumlahnya sangat
banyak. Karena itu, air akan meluap dan akan memasuki lingkungan sekitarnya.
Umumnya
masyarakat yang tinggal di kota yang padat akan menempati tempat yang
seharusnya tidak ditinggali, salah satunya yaitu bantaran sungai. Karena banyak
yang tinggal disana mengakibatkan kapasitas dari sungai itu sendiri akan
berkurang, ditambah dengan perilaku membuang sampah sembarangan semakin
memperburuk keadaan. Akibatnya juga akan berdampak pada masyarakat itu sendiri
yaitu lingkungannya akan terendam banjir.
Ada
dua faktor yang memicu terjadinya bencana banjir, yaitu faktor alam dan faktor
sosial. Faktor alam yaitu banjir yang disebabkan karena faktor alam. Alam akan
menghasilkan hujan deras yang terjadi dalam waktu yang cukup lama, akibatnya,
daerah-daerah seperti sungai, danau dan daerah penampung lainnya akan meluap
karena tidak bisa menampung kapasitas air yang masuk kedalamnya. Setelah itu,
air akan meluber ke daerah sekitarnya termasuk ke pemukiman warga sekitar.
Selain itu, ada juga banjir lahar dingin yang disebabkan karena erupsi gunung
berapi.
Faktor
kedua yaitu faktor sosial. Faktor sosial ini sering sekali menjadi penyebab
terjadinya banjir akhir-akhir ini. Hal ini terjadi karena kebiasaan manusia
yang merusak alam. Yang paling terlihat adalah perilaku masyarakat yang sering
membuang sampah sembarangan termasuk di sungai. Selain itu, membangun di daerah
resapan juga mengakibatkan terjadinya bencana banjir.
Mendangkalnya
permukaan sungai dan hilangnya daerah resapan mengakibatkan semua proses yang
seharusnya terjadi dengan baik akan kacau, seperti misalnya sungai yang
menyempit karena banyaknya tumpukan sampah mengakibatkab daya tampung dari
sungai menjadi sedikit dan juga hilangnya daerah resapan akan membuat air hujan
akan sulit untuk masuk kedalam tanah, akibatnya semua air tersebut akan masuk
ke pemukiman warga dan terjadilah bencana banjir.
Berdasarkan
pemaparan diatas, kita bisa menarik kesimpulan, bahwasanya bencana banjir tidak
semata-mata karena faktor alam saja, tetapi masih ada faktor sosial yang mana
manusialah yang menjadi pelakunya. Untuk itu, jangan hanya menyalahkan alam
saja, tetapi juga kita harus mengoreksi diri kita masing-masing yang sebenarnya
kitalah yang menyebabkan bencana banjir itu terjadi.
PROSES TERJADINYA TSUNAMI
Tsunami
adalah istilah yang berasal dari bahasa Jepang, terdiri dari dua kata “tsu” dan
“nami”, yang masing-masing berarti “pelabuhan” dan “gelombang”. Sedangkan,
ilmuwan mengartikannya sebagai “gelombang pasang” (tidal wave) atau gelombang
laut akibat gempa (seismic sea waves).
Tsunami
adalah gelombang laut besar yang datang dengan cepat dan tiba-tiba menerjang
kawasan pantai. Gelombang tersebut terbentuk akibat dari aktvitas gempa atau
gunung merapi yang meletus di bawah laut. Besarnya gelombang tsunami
menyebabkan banjir dan kerusakan ketika menghantam daratan pantai.
Pembentukan
tsunami terjadi saat dasar laut permukaannya naik turun di sepanjang patahan
selama gempa berlangsung. Patahan tersebut mengakibatkan terganggunya
keseimbangan air laut. Patahan yang besar akan menghasilkan tenaga gelombang
yang besar pula. Beberapa saat setelah terjadi gempa, air lalu surut. Setelah
surut, air laut kembali ke arah daratan dalam bentuk gelombang besar. Selain
itu, pembentukan tsunami juga disebabkan oleh letusan gunung merapi di dasar
lautan. Letusan tersebut menyebabkan tingginya pergerakan air laut atau
perairan disekitarnya. Semakin besar tsunami, makin besar pula banjir atau
kerusakan yang terjadi saat menghantam pantai.
Kecepatan
gelombang tsunami lebih besar dari gelombang normal pada umumnya, yakni dapat
melaju hingga 700 Km/Jam, hampir setara dengan laju pesawat terbang. Kecepatan
tersebut akan menurun saat gelombang tsunami memasuki lautan dangkal, tetapi
tinggi gelombang justru semakin bertambah. Tinggi gelombang tsunami umumnya 50
sampai 100 meter dan menyebar ke segala arah. Selain itu, ketinggian gelombang
tsunami dipengaruhi juga oleh bentuk pantai dan kedalamannya. Gempa bumi di
dasar lautan sangat berpotensi untuk menciptakan tsunami yang berbahaya bagi
manusia.
Tsunami
memang telah menjadi salah satu bencana yang menyebabkan kerusakan besar bagi
manusia. Kerusakan terbesar terjadi saat tsunami tersebut menghantam permukiman
penduduk sehingga menyeret apa saja yang dilaluinya. Oleh sebab itu, kita harus
selalu waspada dan mempersiapkan diri menghadapi bencana ini. Namun, kita tidak
perlu terlalu khawatir karena tidak semua tsunami membentuk gelombang besar.
Selain itu, tidak semua letusan gunung merapi atau gempa yang terjadi diikuti dengan
tsunami.
PROSES TERJADINYA PELANGI
Pelangi adalah suatu fenomena alam
yang terjadi setiap selesai hujan. Pelangi membentuk warna-warna indah di
langit yang muncul di cakrawala melengkung dari satu ujung ke ujung lainnya.
Banyak orang yang menyukai pelangi, tak heran bila kemudian pelangi dijadikan
suatu simbol keceriaan dan kebahagiaan yang berlaku secara universal.
Terjadinya pelangi sendiri dapat
dijelaskan secara sains dan ilmu fisika. Menurut ilmu sains, pelangi terjadi
karena diakibatkan proses pembiasan cahaya oleh prisma air hujan sehingga
menciptakan spektrum warna. Cahaya matahari yang dibiaskan oleh titik-titik air
hujan bergerak menjauhi partikel-partikel datangnya air hujan. Inilah yang
kemudian membuat bentuk pelangi melengkung seperti bentuk busur panah. Syarat
terjadinya pelangi ada 3, yaitu adanya cahaya matahari, redanya hujan, serta
objek yang melihatnya. Cahaya matahari berfungsi sebagai sumber cahaya yang
dibiaskan oleh prisma air hujan. Tanpa cahaya matahari tidak akan pernah ada pelangi.
Inilah yang menyebabkan mengapa pada malam hari kita tidak akan pernah
menemukan adanya pelangi yang terbias di langit sekitar rumah kita. begitupun
bila kondisi siang yang mendung tanpa ada matahari yang masuk menembus
awan-awan tebal.
Selain cahaya matahari, redanya hujan
juga menjadi syarat utama terjadinya pelangi. Hujan yang reda menyisakan
butiran-butiran air berukuran kecil yang berfungsi sebagai prisma penghasil
ilusi optik. Cahaya matahari dipendarkan dan dibiaskan menjadi beragam warna indah
dengan urutan merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu. Warna-warna
tersebut sering disingkat menjadi mejiku-hibiniu. Dan syarat terakhir
terjadinya pelangi adalah adanya objek yang melihat atau mengamatinya pada
titik yang tepat. Artinya, pelangi sebetulnya hanya sebuah ilusi optik. Kita
bisa melihat pelangi dari suatu titik. Namun orang yang berada di sekitar
tempat munculnya pelangi bisa tidak melihatnya atau melihat tapi pada titik
muncul yang lain.
Dari penjelasan tersebut dapat
disimpulkan adanya 3 syarat atau penyebab terjadinya pelangi. Terlepas dari
penyebab dan syarat-syarat tersebut, yang jelas pelangi tetap indah dan menarik
untuk diamati.
DAMPAK
SOSIAL YANG DITIMBULKAN OLEH IMIGRAN GELAP DI INDONESIA
Belakangan ini sedang marak-maraknya
warga negara asing yang berdatangan ke Indonesia. Sebenarnya tidak menjadi
persoalan jika warga negara asing yang datang ke negeri ini telah memenuhi
prosedur yang telah ditetapkan secara legal. Masalahnya adalah mereka
berdatangan ke Indonesia tanpa memenuhi persyaratan dan prosedur yang berlaku.
Serbuan warga negara asing ilegal ke Indonesia ini tentu melanggar aturan dan
ketentuan Undang-undang. Motif kedatangan mereka kebanyakan adalah untuk
mencari penghidupan yang lebih baik di Indonesia.
Kedatangan imigran gelap ke dalam
negeri tentu akan menimbulkan dampak tertentu baik secara sosial, budaya, dan
perekonomian. Misalnya saja kultur dan budaya baru yang dibawa oleh imigran ke
Indonesia. Budaya tersebut bisa saja memiliki kesesuaian terhadap budaya
bangsa, atau malah sebaliknya. Potensi timbulnya konflik sosial juga akan
semakin tinggi dengan kedatangan warga asing di sekitar kehidupan masyarakat.
Konflik tersebut dapat ditimbulkan dari berbagai macam perbedaan latar
belakang, budaya, agama, ras, dan lain sebagainya. Belum lagi dampak ekonomi
yang ditimbulkannya. Mengingat warga masyarakat pribumi tengah dilanda masalah
perekonomian yang rumit seperti masalah pengangguran dan lain sebagainya.
Kedatangan imigran gelap tentu secara langsung dan bertahap akan menambah
jumlah angka pengangguran dan kemiskinan di Indonesia. Keadaan semakin memburuk
dengan adanya campur tangan dari oknum pemerintah yang memfasilitasi kedatangan
mereka ke Indonesia.
Jika mengacu pada hukum internasional
terkait dengan imigran ilegal, mereka tetap memiliki hak untuk mendapatkan
perlakuan baik dari otoritas negara yang didatanginya. Meskipun begitu, sanksi
tegas tentu harus diberlakukan misalnya dengan peringatan sampai pemulangan ke
negara asalnya. Hal yang perlu diperhatikan adalah pemahaman terhadap kepastian
hukum internasional bagi para imigran gelap agar mereka mendapatkan perlakuan
yang layak. Namun pada kenyataannya, banyak negara-negara yang menerapkan hukum
yang berlaku di negaranya terhadap imigran gelap yang tertangkap. Lagi-lagi
tindakan tegas harus diterapkan dalam mengantisipasi serta menanggulangi para
imigran gelap ini tanpa mengurangi hak-hak dasar mereka sebagai manusia
MENINJAU
PROBLEMATIKA KEMISKINAN DI SEKITAR KEHIDUPAN MANUSIA
Kemiskinan adalah segmentasi tingkat
pendapatan terendah dari warga masyarakat dalam sebuah entitas negara. Dalam
tinjauan ekonomi, kemiskinan dapat diartikan sebagai sebuah ketidakberdayaan
dalam memenuhi keterbutuhan hajat hidup secara layak. Masalah sosial ini
merupakan akar dari semua masalah sosial yang ada di masyarakat. Hal tersebut
terbukti dengan maraknya tindak kriminalitas yang dipicu oleh masalah ekonomi.
Jika perut terasa lapar, maka otak akan sulit untuk berpikir jernis dan logis.
Desakan kebutuhan perut kian menjadi sehingga membuat orang memilih untuk
melakukan tindakan kriminal demi memenuhi hajat hidupnya. Karenanya kemiskinan
adalah suatu problematika yang tidak bisa dianggap remeh temeh apalagi tidak
penting.
Kemiskinan adalah fenomena sosial yang
penyebabnya sangatlah kompleks dan beragam. Faktor utama penyebab kemiskinan
adalah kebodohan. Minimnya pengetahuan dan kesadaran akan pendidikan membuat
manusia tak mampu bersaing dan tidak cukup memiliki bekal untuk bertahan hidup.
Terlebih lagi jika tidak adanya keterampilan khusus yang dapat menjadi tumpuan
demi memenuhi keterbutuhan hidup sehari-hari. Faktor lainnya adalah karena
masalah politik, ketiadaan sumber daya, perang, dan lain sebagainya.
Pemerintah telah mengupayakan banyak
hal untuk dapat meminimalisasikan angka kemiskinan di negeri ini. Misalnya saja
dengan meggiatkan program kewirausahaan, membuka lapangan pekerjaan, memberikan
penyuluhan keterampilan, beasiswa pendidikan gratis, dan lain sebagainya.
Upaya-upaya tersebut merupakan langkah nyata yang dapat dilakukan dalam rangka
pengentasan kemiskinan. Meskipun terdapat ungkapan pesemistis yang menyatakan
bahwa program pengentasan kemiskinan adalah program yang paling muskil untuk
dilakukan. Karena kemiskinan dan orang-orang miskin akan selalu ada dimanapun dan
di zaman apapun. Namun setidaknya upaya meminimalisasikan serta menekan angka
kemiskinan harus tetap dilakukan demi sejahteranya rakyat pada sebuah negara.
Hal tersebut tentu harus didukung pula
oleh perilaku dan kesadaran masyarakat akan pentingnya upaya pengentasan
kemiskinan. Misalnya saja dengan tidak bermalas-malasan dalam bekerja,
meningkatkan kualitas hasil kerja dalam profesi yang digeluti, tidak mudah
menyerah, selalu ingin belajar, dan lain sebagainya. Dalam hal pemenuhan
keterbutuhan sehari-hari masyarakat juga tidak perlu menghamburkan uang untuk
hal-hal yang tidak perlu. Pengeluaran sebaiknya hanya dilakukan untuk hal-hal
yang sifatnya primer dan mendesak saja. Dengan kata lain, bijak dalam mengelola
keuangan adalah kunci sejahteranya kehidupan.
PROSES
TERBENTUKNYA KELOMPOK PERGUNJINGAN DALAM INTERAKSI SOSIAL
Pergunjingan merupakan bagian dari
kehidupan sosial manusia sebagai sarana untuk meluapkan kekecewaan seseorang
dalam interaksi sosialnya. Pergunjingan tidak diciptakan untuk mencari solusi,
karena mereka hanya sekadar menyampaikan kepenatan sosial. Ruang gunjing selalu
tercipta bahkan menjadi rutinitas. Dalam pergunjingan terpendam hasrat dan
kepuasan ketika bisa mengorek aib kehidupan orang lain, termasuk menikmati
kehancuran orang lain dalam interaksi sosial. Umumnya setiap agama mengutuk
perbuatan bergunjing ini. Di masa ini, kita kadang menyebutnya dengan
pembunuhan karakter. Sebenarnya, mengapa
dan bagaimana pergunjingan itu dapat terjadi dalam kehidupan sosial?
Salah satu penyebab menjamurnya
kelompok pergunjingan dalam interaksi sosial adalah adanya pikiran menganggur
yang tidak mendapat pekerjaan tepat. Kondisi yang demikian, akan mendorong
interaksi antar manusia untuk saling menjejali pekerjaan pikiran berupa
gunjingan aib orang lain, akibat dari kelebihan energi pikirannya.
Pergunjingan terjadi begitu saja,
tanpa ada sponsor dan moderator. Dalam kesehariannya, manusia saling berbicara
tentang berbagai hal ringan. Seperti sekadar berbasa-basi dan bertukar canda.
Hal itu memiliki dampak positif yang sangat besar dalam interaksi sosial
manusia. Di dalam hubungan pertemanan misalnya, hal yang demikian dapat
mempererat keakraban dan kehangatan satu sama lain. Namun, segala sesuatu yang
berlebihan pasti akan berdampak negatif. Ketika seseorang telah merasakan
kekecewaan pada objek yang sama dengan orang lain, mereka akan dengan mudah
membentuk kelompok sosial yang tujuannya adalah sebagai wahana pencurahan atas
kekecewaannya tadi. Kelompok tersebut disebut kelompok pergunjingan.
Setelah terbentuk kelompok
pergunjingan atas dasar perasaan senasib sepenanggungan tersebut, individu
secara personal akan mengungkapkan rasa kekecewaannya dengan rinci tanpa ada
yang tertinggal. Masing-masing individu akan saling menyetujui, meyakinkan, dan
mengiyakan semua hal yang mereka anggap benar dalam forum pembicaraan tidak
resmi itu. Di sini, ruang gunjing sangat memberi dampak positif bagi si pelaku
pergunjingan, karena secara tidak langsung dapat meringankan kepenatan sosial.
Dengan demikian, pergunjingan terjadi
dengan diawali adanya pikiran yang menganggur. Kemudian terjadi interaksi
sosial yang didukung perasaan senasib sepenanggungan atas dasar kekecewaan yang
sama, serta sikap egois yang akan mendorong terbentuknya interaksi sosial antar
manusia untuk saling menjejali pikiran masing-masing dengan berupa gunjingan
aib orang lain.
Lampiran 2
Materi
Konseptual
A. Mengidentifikasi
Informasi dalam Teks Eksplanasi
1. Pengertian Eksplanasi
Teks
eksplanasi adalah teks yang bertujuan untuk menjelaskan proses suatu fenomena
alam dan sosial. Teks eksplanasi ditulis untuk menjawab pertanyaan bagaimana
dan mengapa. Pertanyaan bagaimana membutuhkan jawaban berupa deskripsi,
sedangkan pertanyaan mengapa membutuhkan jawaban proses sebab-akibat terjadinya
femomena alam atau sosial tersebut. Teks eksplanasi termasuk teks nonfiksi,
sehingga penyajiannya harus berdasarkan fakta yang sebenarnya.
Teks
eksplanasi menjelaskan hubungan antara logika dan peristiwa. Teks eksplanasi
sering ditulis untuk menjelaskan fenomena alam seperti terjadinya pelangi,
tanah longsor, banjir. Eksplanasi juga dapat digunakan untuk menjelaskan
fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat. Teks eksplanasi ini bertujuan
untuk menjelaskan serangkaian proses dari suatu gejala secara alamiah, fenomena
alam, ataupun sosiolkultural.
Teks
eksplanasi dapat ditulis secara sederhana dan kompleks. Ditulis kompleks
apabila dalam penjelasan hubungan sebab akibat disisipi deskripsi atau cerita
sebagai penjelas. Dalam teks eksplanasi kompleks terdapat langkah atau tahapan-tahapan
selanjutnya yang tersusun secara runtut. Susunan yang runtut menjadikan teks
eksplanasi lebih akurat dalam menjelaskan suatu fenomena.
2.
Ciri-ciri
Teks Eksplanasi
Teks
eksplanasi memiliki cirri-ciri yang membedakan dengan teks lainnya. Adapaun
cirri-cirinya sebagai berikut.
a. Struktur
terdiri atas pernyataan umum, urutan sebab
akibat, dan interprestasi
b. Memuat
informasi sesungguhnya atau fakta
c. Memuat
informasi bersifat keilmuan atau berhubungan dengan ilmu pengetahuan
d. Menjelaskan
suatu kondisi atau fenomena
Memahami informasi berupa pengetahuan
dan urutan kejadian dapat dilakukan dengan cara mengidentifikasi isi pokok teks
eksplanasi dengan memperhatikan ciri teks eksplanasi. Sedangkan untuk menemukan
gagasan pokok dan fakta penting dalam teks eksplanasi harus disusun berdasarkan
fakta yang ada. Fakta-fakta tersebut dapat ditemukan dalam paragraph-paragraf
teks eksplanasi. Suatu paragraf eksplanasi dikembangkan berdasarkan gagasan
utama atau ide pokok. Gagasan utama adalah gagasan yang dijadikan dasar dalam
mengembangan kalimat. Gagasan utama terdapat pada kalimat utama. Kemudian
kalimat utama dikembangkan dengan kalimat penjelas, sehingga menjadi satu
paragraf. Sedangkan untuk memberikan tanggapan terhadap fenomena alam atau
sosial dalam teks ekplanasi harus logis dan sesuai dengan
permasalahan-permasalahan yang dijelaskan dalam teks.
B. Mengonstruksi
Informasi dalam Teks Eksplanasi
Pada
teks eksplanasi, banyak ditemukan kalimat pasif. Kalimat pasif tersebut dapat
diubah menjadi kalimat aktif, begitu sebaliknya. Kaidah untuk membuat kalimat
pasif dan aktif adalah sebagai berikut.
1. Pertukaran
pengisi subjek (S) dengan pengisi objek (O)
a.
Gantilah awalan me-
(N) dengan di- pada predikat (P)
b.
Tambahkan kata “oleh”
di belakang predikat (manasuka)
Contoh:
+ Saudaranya memberi bantuan pada Pak Ahmad.
-
Pak Ahmad diberi
bantuan (oleh) saudaranya.
2. Jika
subjek pada kalimat itu berupa kata ganti
aku, saya, kami, kita, engkau, kamu, dia, beliau, atau mereka.
a. Ubahlah
letak SPO menjadi OSP
b. Hapus
awalan me-(N) pada predikat, serta
c. Rapatkan
S dengan P tanpa kata pemisah apapun. Jika semula predikatnya mempunyai kata
bantu, seperti telah, akan, dapat, atau kata ingkar tidak, kata-kata itu
diletakan sebelum S.
Contoh:
+ Saya sedang membaca buku baru pemberian
Ayah
-
Buku baru pemberian
ayah sedang saya baca
Menyusun
bagian-bagian pokok teks eksplanasi harus secara runtut dan sistematis. Pada
teks eksplanasi diawali dengan pendahuluan yang berisi pernyataan umum.
Kemudian pernyataan umum tersebut dijelaskan oleh beberapa deretan penjelas.
Beberapa penjelas tersebut kadang disimpulkan dalam bagian penutup.
Selanjutnya, bagian-bagian pokok teks eksplanasi yang sudah tersusun secara
sistematis disajikan kembali atau diabstraksikan menggunakan bahasa sendiri.
Abstrak
merupakan penyajian singkat mengenai isi teks secara jelas dan akurat. Abstrak
berfungsi untuk menjelaskan secara singkat kepada pembaca tentang isi yang
terdapat dalam suatu teks. Abstrak umumnya disajikan dalam satu paragraf. Oleh
karena itu, mengabstraksi merupakan kegiatan menyajikan kembali secara singkat
isi teks. Abstrak harus bersifat informative dan deskrptif. Artinya, setiap
informasi yang terkandung harus berdasarkan fakta. Tidak diperkenankan untuk
mencantumkan informasi yang tidak sesuai dengan isi teks.
Materi
Prosedural
Dalam
mengidentifikasi dan mengonstruksi teks eksplanasi hendaknya tidak secara
asal-asalan, namun juga harus disesuaikan dengan prosedur atau langkah-langkah
yang sesuai, adapun prosedur mengidentifikasi dan mengonstruksi teks eksplanasi
sebagai berikut.
1. Mencermati teks fenomena alam yang diberikan oleh
guru
2. Memahami informasi pengetahuan dan urutan
kejadian dalam vidio
3. Membaca dan mencermati teks eksplanasi yang
diberikan guru
4. Menyusun informasi pengetahuan dan urutan
kejadian dalam vidio
5. Menyusun gagasan pokok dan fakta penting dalam
teks eksplanasi
6. Membaca
dan menganalisis teks eksplanasi yang telah dirumuskan gagasan pokok dan fakta
pentingnya
c.
Merumuskan dan
menyajikan kembali teks eksplanasi menggunakan bahasa sendiri
Materi Metakognitif
Relevansi
antara fenomena alam dan sosial, informasi (pengetahuan dan urutan kejadian),
gagasan pokok dan fakta penting dalam teks eksplanasi, memberikan tanggapan,
penyusunan bagian-bagian pokok dan menyajikan kembali teks dalam konteks
mengidentifikasi dan mengonstruksi teks eksplanasi dan kemanfaatan pemahaman
teks eksplanasi terhadap kehidupan.
Lampiran 3
1. Kisi-kisi Soal
Instrumen Penilaian Pertemuan 1
a)
Sikap
1) Jurnal
Penilaian Sikap Spiritual
a)
Nama Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 Kota Mungkid
b)
Tahun Pelajaran : 2017/2018
c)
Kelas/Semester : XI,
Semester 1
d)
MataPelajaran : Bahasa Indonesia
No
|
Waktu
|
Nama
|
Kejadian/
Perilaku
|
Butir Sikap
|
Sikap Dominan
Positif /Negatif
|
|||
Ketaatan
beribadah
|
Perilaku syukur
|
Sikap berdoa
|
Sikap mengikuti kegiatan keagamaan
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2) Penilaian Sikap Sosial
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester :
XI, 1
Materi Pokok : Mengidentifikasi dan mengonstruksi
informasi (pengetahuan dan urutan kejadian) dalam teks eksplanasi
No
|
Nama Siswa
|
Aspek Penilaian
Perilaku
|
Jumlah Skor
|
Nilai
|
||||
Nasionalisme
|
Integritas
|
Jujur
|
Mandiri
|
Tanggung Jawab
|
|
|
||
1.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan:
Skor
tiap aspek 1-4
Skor Maksimal =
20
N
= Jumlah Skor X
100 =………
Skor Maksimal
b)
Penilaian Pengetahuan
1. Kisi-kisi Soal
Indikator Pencapaian Kompetensi
|
Teknik Penilaian
|
Bentuk Penilaian
|
HOTS /LOTS
|
Instrumen
|
No
|
|||||||||||||||||||||
3.3.1 Menyebutkan
informasi teks eksplanasi ditinjau dari pengertian, ciri-ciri, fakta dalam
teks, dan tanggapan terhadap isi teks eksplanasi
|
Tes tertulis
|
Uraian
|
HOTS
|
Sebut dan jelaskan pengertian dan
ciri-ciri teks eksplanasi!
|
1
|
|||||||||||||||||||||
Tes tertulis
|
Uraian
|
HOTS
|
Bacalah teks eksplanasi dengan
judul “Proses Terjadinya Banjir” kemukakan
pendapatmu mengenai teks tersebut!
|
2
|
||||||||||||||||||||||
3.3.2 Menginterpretasikan
teks eksplanasi dengan memerhatikan isi, urutan kejadian, hubungan
kausalitas, dan topik.
|
Tes Tertulis
|
Uraian
|
HOTS
|
Bacalah teks eksplanasi
dengan judul “Meninjau Problematika Kemiskinan di Sekitar Kehidupan Manusia”.
Apakah topik dan isi teks tersebut?
|
3
|
|||||||||||||||||||||
Tes Tertulis
|
Uraian
|
HOTS
|
Deskripsikan urutan kejadian dan hubungan
kausalitas tersebut!
|
4
|
||||||||||||||||||||||
3.3.3 Mendeskripsikan
gagasan pokok dan fakta penting dalam teks eksplanasi
|
Tes
Tertulis
|
Uraian
|
HOTS
|
Deskripsikan gagasan pokok dan fakta penting dalam teks eksplanasi
tersebut!
|
5
|
|||||||||||||||||||||
2. Soal
1. Sebut dan jelaskan pengertian dan
ciri-ciri teks eksplanasi!
2. Bacalah teks eksplanasi dengan judul “Proses Terjadinya Banjir” kemukakan pendapatmu mengenai teks tersebut!
3. Bacalah teks eksplanasi dengan “Meninjau Problematika Kemiskinan di Sekitar
Kehidupan Manusia”. Apakah topik dan isi teks tersebut?
4. Deskripsikan urutan kejadian dan hubungan
kausalitas tersebut!
5. Deskripsikan gagasan pokok dan fakta penting dalam
teks eksplanasi tersebut!
3. Kunci Jawaban dan Skor Penilaian Pengetahuan
|
Nilai = (Skor
Perolehan/ Skor Maksimal) x 100
.
c)
Penilaian Keterampilan
1. Soal
Penugasan/ Projek
Indikator
Pencapaian Kompetensi
|
Teknik
Penilaian
|
Bentuk
Penilaian
|
HOT/
HOTS
|
Instrumen
|
No
|
4.3.1
Menyusun bagian-bagian pokok teks eksplanasi
|
Tes
tertulis
|
Uraian
|
HOTS
|
Bacalah teks eksplanasi dengan
judul disesuai dengan kelompok,
susunlah bagian-bagian pokok teks eksplanasi menjadi paragraf yang padu!
|
6
|
4.3.2 Menyajikan kembali
informasi (pengetahuan dan urutan kejadian) dalam teks eksplanasi
|
Tes
tertulis
|
Uraian
|
HOTS
|
Buatlah abstraksi teks eksplanasi yang
sudah disusun bagian-bagian pokoknya!
|
7
|
2.
Soal
1. Bacalah teks eksplanasi dengan
judul disesuai dengan kelompok, susunlah
bagian-bagian pokok teks eksplanasi menjadi paragraf yang padu!
2. Buatlah abstraksi teks eksplanasi yang
sudah disusun bagian-bagian pokoknya!
3.
Lembar Penilaian Presentasi
LEMBAR PENILAIAN PRESENTASI
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Program : XI
/ …………
Kompetensi : Menyampaikan peta konsep dalam menyusun
ulang tek seksplanasi
No
|
Nama Siswa
|
Kinerja Presentasi
|
Jml Skor
|
Nilai
|
|||||
Presentasi
|
Isi Laporan
|
||||||||
Kelancaran
|
Kebahasaan
|
Keleng kapan
|
Kesesu aian
|
Kelogisan
|
Sistematis
|
||||
1. 1
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2. 2
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3. 3
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan
pengisian skor
4. Sangat tinggi
3. Tinggi
2. Cukup tinggi
1. Kurang
Nilai = Jumlah Skor Diperoleh / Skor Maksima (24) X100
4.
Lembar
Penilaian Produk
LEMBAR PENILAIAN HASIL MENULIS ULANG TEKS EKSPLANASI
Mata Pelajaran : Bahasa
Indonesia
Kelas/Program : X /
Kompetensi :
...............................................
No
|
Nama
|
Penilaian
Hasil Mencipta Resensi
|
|
Jum Skor
|
Nilai
|
||||||
Unsur
|
Struktur/ Kaidah
|
||||||||||
Isi
|
Fakta penting
|
Gagasan
|
Topik
|
Pernyataan umum
|
Sebab akibat
|
Interprestasi
|
|||||
1
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan
pengisian skor
Nilai
tiap aspek : 1- 5
Skor
Maksimal : 35
Nilai : Jumlah Skor Perolehan/ Skor Maksimal X 100
Tidak ada komentar:
Posting Komentar