TEKS EKSPLANASI
A.
Mengidentifikasi Informasi dalam Teks
Eksplanasi
1. Pengertian Eksplanasi
Teks eksplanasi adalah teks yang
bertujuan untuk menjelaskan proses suatu fenomena alam dan sosial. Teks
eksplanasi ditulis untuk menjawab pertanyaan bagaimana dan mengapa. Pertanyaan
bagaimana membutuhkan jawaban berupa deskripsi, sedangkan pertanyaan mengapa
membutuhkan jawaban proses sebab-akibat terjadinya femomena alam atau sosial
tersebut. Teks eksplanasi termasuk teks nonfiksi, sehingga penyajiannya harus
berdasarkan fakta yang sebenarnya.
Teks eksplanasi menjelaskan hubungan
antara logika dan peristiwa. Teks eksplanasi sering ditulis untuk menjelaskan
fenomena alam seperti terjadinya pelangi, tanah longsor, banjir. Eksplanasi
juga dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena sosial yang terjadi dalam
masyarakat. Teks eksplanasi ini bertujuan untuk menjelaskan serangkaian proses
dari suatu gejala secara alamiah, fenomena alam, ataupun sosiolkultural.
Teks eksplanasi dapat ditulis secara
sederhana dan kompleks. Ditulis kompleks apabila dalam penjelasan hubungan
sebab akibat disisipi deskripsi atau cerita sebagai penjelas. Dalam teks
eksplanasi kompleks terdapat langkah atau tahapan-tahapan selanjutnya yang
tersusun secara runtut. Susunan yang runtut menjadikan teks eksplanasi lebih
akurat dalam menjelaskan suatu fenomena.
2.
Ciri-ciri Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi memiliki cirri-ciri
yang membedakan dengan teks lainnya. Adapaun cirri-cirinya sebagai berikut.
a. Struktur terdiri atas pernyataan umum, urutan sebab
akibat,
dan interprestasi
b. Memuat informasi sesungguhnya atau
fakta
c. Memuat informasi bersifat keilmuan atau
berhubungan dengan ilmu pengetahuan
d. Menjelaskan suatu kondisi atau fenomena
Memahami informasi
berupa pengetahuan dan urutan kejadian dapat dilakukan dengan cara
mengidentifikasi isi pokok teks eksplanasi dengan memperhatikan ciri teks
eksplanasi. Sedangkan untuk menemukan gagasan pokok dan fakta penting dalam
teks eksplanasi harus disusun berdasarkan fakta yang ada. Fakta-fakta tersebut
dapat ditemukan dalam paragraph-paragraf teks eksplanasi. Suatu paragraf
eksplanasi dikembangkan berdasarkan gagasan utama atau ide pokok. Gagasan utama
adalah gagasan yang dijadikan dasar dalam mengembangan kalimat. Gagasan utama
terdapat pada kalimat utama. Kemudian kalimat utama dikembangkan dengan kalimat
penjelas, sehingga menjadi satu paragraf. Sedangkan untuk memberikan tanggapan
terhadap fenomena alam atau sosial dalam teks ekplanasi harus logis dan sesuai
dengan permasalahan-permasalahan yang dijelaskan dalam teks.
B. Struktur Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi memiliki struktur yang
terdiri dari pernyataan umum, dilanjutkan dengan urutan sebab akibat, dan
diakhiri dengan interprestasi.
1.
Pernyataan umum
Pernyataan umum dalam teks eksplansi berupa pernyataan
umum tentang suatu topik yang akan dijelaskan proses keberadaannya, proses
terjadinya, atau proses terbentuknya.
2.
Urutan sebab akibat
Urutan sebab akibat merupakan penjelasan proses keberadaan
atau proses terjadinya sesuatu yang disajikan secara runtut atau bertahap dari
yang paling awal hingga yang paling akhir. Urutan sebab akibat dalam teks
eksplanasi dapat dinyatakan dengan kategori nomina dan verba.
a.
Kategori nomina dinyatakan dengan konjungsi.
Misalnya: akibat, sehingga, akibatnya, hasilnya, sebagai
akibat, ketika, jadi, sebab, karena.
b.
Kategori Verba, terdiri atas:
-
Kata kerja material
Kata kerja material adalah kata kerja yang menunjukan
aktifitas fisik yang dapat dilihat secara nyata.
Misalnya: Menggambarkan, Membentuk, Melebur,
Menggantikan, Mengeras, Berubah, Memecahkan.
-
Kata kerja relasional
Kata kerja rasional lebih menekankan pada kata kerja yang
berfungsi sebagai penghubung antara subjek dan pelengkap.
Misalnya : - akibat,
menjadi - sebelum, sebagai
-
Ketika, menjadi - Jika, maka
-
sehingga, menghasilkan
2.
Interprestasi
Interprestasi berisi kesimpulan atau pernyataan tentang
topiik atau proses yang dijelaskan.
C. Kaidah
Kebahasaaan Teks
Eksplanasi
Teks eksplanasi berbeda dengan teks
yang lain. Teks ini memiliki ciri dan kaidah kebahasaan yang bisa membedakan
dengan teks yang lain. Ciri kebahasaan yang sering muncul dalam teks eksplanasi
adalah sebagai berikut.
1.
Kata serapan
Unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi
dua kelompok sebagai berikut.
-
Unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam
bahasa Indonesia, seperti titik beku. Kata titik beku merupakan arti kata
freezing point. Kata freezing point merupakan kata bahasa Inggris. Unsur itu
dipakai dalam konteks bahasa Indonesia, tetapi cara pengucapan dan penulisannya
masih mengikuti cara asing.
-
Unsur asing yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan
dengan kaidah bahasa Indonesia, seperti hidrologi . Kata hidrologi berasal dari
kata bahasa Inggris hydrology.
2.
Konjungsi
Ada dua jenis konjungsi, yaitu konjungsi eksternal dan
kojungsi internal.
a.
Konjungsi eksternal
Konjungsi
eksternal merupakan konjungsi yang menghubungkan dua peristiwa, deskripsi
benda, atau kualitas di dalam klausa kompleks atau antara dua klausa simpleks.
Konjungsi eksternal mempunyai empat kategori makna, yaitu penambahan (contoh:
dan, atau ), perbandingan (contoh: tetapi, sementara ), waktu (contoh: setelah,
sebelum, sejak, ketika), dan sebab-akibat (contoh: sehingga, karena, sebab, jika,
walaupun, meskipun ).
Contoh:
Banjir terjadi di Kota Jakarta setelah hujan turun dua
hari tanpa henti.
Kecelakaan lalu lintas sering terjadi karena pengguna
jalan tidak tertib lalu lintas.
c.
Konjungsi internal
Konjungsi internal
merupakan konjungsi yang menghubungkan argumen atau ide yang terdapat di antara
dua klausa simpleks atau dua kelompok klausa. Konjungsi internal juga dapat
dibagi ke dalam empat kategori makna, yaitu penambahan (contoh: *selain itu, di
samping itu, lebih lanjut ), perbandingan (contoh: akan tetapi, sebaliknya,
sementara itu, di sisi lain ), waktu (contoh: pertama, kedua … , kemudian,
lalu, berikutnya), dan sebab-akibat (contoh: akibatnya, sebagai akibat, jadi,
hasilnya ).
Contoh:
Pertama, kesuksesan disebabkan oleh daya kreativitas.
Akan tetapi, teks eksplanasi sering menggunakan konjungsi
eksternal.
3.
Hubungan sebab-akibat
Hubangan sebab-akibat dapat dinyatakan dengan banyak
cara, baik dengan konjungsi, kata kerja, maupun kata benda.
Contoh:
Butir-butir air turun ke bumi karena gravitasi. (dengan
konjungsi)
Butir-butir air turun ke bumi disebabkan oleh gravitasi.
(dengan kata kerja)
Penyebab butir-butir air turun ke bumi adalah gravitasi.
(dengan kata benda)
Kaidah kebahasaan
dalam teks eksplanasi adalah sebagai berikut.
a.
Sering menggunakan istilah-istilah ilmiah
b.
Banyak menggunakan kata kerja material dan rasional
c.
Menggunakan konjungsi waktu dan kausal, contohnya:
kemudian, sebelum, setelah, jika, bila, sehingga
D.
Pola Pengembangan dalam Menyusun Teks Eksplanasi
1.
Pola Pengembangan Sebab Akibat
Teks eksplanasi
untuk menjawab kata tanya mengapa digunakan untuk menjelaskan sebab
akibat terjadinya sesuatu. Pola pengembangan sebab akibat digunakan untuk
menjelaskan fenomena sosial budaya dalam teks eksplanasi.
2.
Pola Pengembangan Proses
Teks
eksplanasi dapat digunakan untuk menjelaskan proses terjadinya suatu fenomena.
Pola pengembangan proses biasanya digunakan untuk menjawab pertanyaan bagaimana
suatu fenomena terjadi?
Pola pengembangan proses dapat digunakan dengan
langkah-langkah berikut.
a. Mengetahui
perincian secara menyeluruh.
b. Membagi proses
menurut tahapan-tahapan kejadian.
c. Menjelaskan setiap
urutan ke dalam detail-detail yang tegas sehigga pembaca dapat melihat sluruh
proses dengan jelas.
E.
Menyususn Teks
Eksplanasi
1.
Menentukan Topik
Topik yang digunakan harus difokuskan
secara terperinci agar pokok bahasan menjadi suatu teks yang padu. Topik
digunakan penulis untuk mengembangkan dan menjabarkan uraianya.
Beberapa aspek yang harus diperhatian dalam menentukan
topik:
a. Topik Menarik
b. Topik sesuai
dengan Bidang Studi Penulis
c. Topik jarang
ditulis orang
2. Menentukan Tujuan
Penulisan
Tujuan penulisan
merupakan titik tolak seluruh kegiatan menulis. Rumusan tujuan penulisan adalah
suatu gambaran penulis dalam kegiatan menulis selanjutnya.
3. Mengumpulkan Data
dari Berbagai Sumber
Data merupakan
bagian penting dalam teks eksplanasi. Data berasal dari bahan yang dikumpulkan
untuk mengkaji sebuah topik tulisan. Tetapi data tersebut harus dipersempit
untuk memusatkan perhatian pada suatu masalah.
4. Menyusun Kerangka
Teks
Kerangka dalam
penyususnan teks digunakan sebagai pola dasar yang akan dikembangkan menjadi
suatu teks utuh. Dengan membuat kerangka teks, penulis dapat menyusun kerangka
secara teratur. Ada beberapa manfaat membuat kerangka karangan, yaitu.
a. Mempermudah
pembahasan tulisan
b. Menghindari isi
tulisan keluar dari tujuan awal
c. Memudahakan
penulis mencari materi tambahan
d. Menjamin penulis
bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.
e. Memudahkan penulis
mencapai klimaks berbeda-beda
Contoh kerangka karangan teks
eksplanasi
Topik :
Penyebab banyaknya glandangan dan pengemis di kota-kota besar.
Tujuan: Mengetahui penyebab dan alasan munculnya
gelandangan dan pengemis di kota besar.
Kerangka Karangan
:
1.
Pengertian glandangan dan pengemis
2.
Faktor-faktor penyebab glandangan dan pengemis di
kota-kota besar
3.
Penanganan glandangan dan pengemis di kota-kota besar.
5.
Mengembangkan
Kerangka Menjadi Karangan Eksplanasi
Kerangka karangan
dikembangkan dengan data dan referensi yang telah dikumpulkan. Dengan
menggunakan data dan kerangkan yang sudah dibuat, kegiatan menulis teks
eksplanasi dapat dilakukan dengan kreatif, mengalir, dan nyata. Data yang telah
dikumpulkan juga berfungsi agar kerangka tidak menumpuk dengan permasalahan
lain. Oleh karena itu, pengembangan kerangka menjadi suatu karangan harus
sistematis dan terarah. Alur pengembangan juga harus disusun secara teliti dan
cermat.
Sumber: Buku Teks
Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 edisi revisi 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar